Tuesday, 1 October 2013

Gagal Itu Tidak Dosa

 Setelah berkali-kali menghapus tulisan yang sudah panjang lebar saya tulis, mungkin kali ini saya tidak akan berhenti menulis apapun yang ada di pikiran saya meskipun itu akan membingungkan pada akhirnya nanti.
Bismillahirrahmanirrahiim...
 Pada posting yang pertama sekali ini, saya ingin menulis sedikit tentang kegagalan. Berbicara mengenai kegagalan, saya rasa kita semua pernah gagal, dalam hal sekecil apapun hingga dalam sesuatu yang besar. Menyakitkan ya? Ya, tentu saja.
 Sebagai salah satu orang yang pernah gagal, saya juga merasa demikian. Saya kecewa, marah, sedih bahkan menangis hingga menyalahkan keadaan. Pernah suatu ketika saya tidak berhasil meraih nilai yang cukup untuk mendaftar sebagai calon siswa SMAN 1 Glagah lewat jalur unggulan dan akselerasi, satu kegagalan buat saya. Tetapi melalui jalan yang lain, Tuhan memberikan saya jalan untuk masuk ke kelas unggulan melalui tes tulis pada seluruh siswa reguler karena siswa kelas unggulan masih kurang.
 Ternyata kegagalan saya belum berhenti. Satu tahun kemudian, saya gagal lagi untuk mendapat nilai yang cukup untuk masuk jurusan IPA. Saya kecewa, marah, bahkan menangis. Saya tidak bisa menerima kenyataan bahwa saya gagal. Padahal jika dilihat ke belakang, saya memang tidak layak untuk berhasil.
 Saya berusaha bangkit dan diberi kesempatan untuk mengikuti tes masuk IPA 2 minggu kemudian. Mengorbankan masa liburan yang sudah sangat dinantikan oleh seluruh siswa dan menggantinya dengan belajar sepanjang hari. Itulah yang saya lakukan, dan alhamdulillah, saya berhasil masuk IPA, kok.
 Di saat mengalami kegagalan, biasanya kita hanya menyalahkan keadaan dan menyesalinya seolah-olah dunia akan runtuh. Gagal dan salah itu tidak dosa, itu wajar. Karena dengan salah, kita tau apa yang harus dibenarkan dan dengan gagal, kita tau jalan untuk menuju keberhasilan. Memang, kegagalan itu sangat sulit diterima, tapi menyesalinya adalah menambah kegagalan-kegagalan baru. Alexander Graham Bell pernah berkata, "Sebenarnya ketika satu pintu tertutup, beberapa pintu lain terbuka. Tetapi, kita terlalu lama meratapi pintu yang tertutup sehingga tidak menyadari ada pintu lain yang terbuka."
 Jadi, ayolah kawan, jangan takut gagal. Kalau jatuh, ya bangun lagi, jatuh lagi, bangun lagi. Teruslah bangun sampai dunia lelah menjatuhkanmu sehingga kamu bisa benar-benar berdiri kokoh dalam waktu yang lama :)

No comments:

Post a Comment